Minggu, 27 Desember 2009

Jalan-Jalan ke Tanah Pasundan II - Ciamis, Kami Datang.....!!

Kami melanjutkan perjalanan setelah beristirahat agak lama di rest area km 39 jalan tol Jakarta Cikampek. Ternyata setelah rest area yang kami kunjungi, masih ada empat rest area lain sepanjang jalan menuju pintu tol Cileunyi. Ada satu yang baru dioperasikan, di km 72 arah Bandung, lumayan besar dan lengkap dengan SPBU. Total kami melewati enam rest area yang cukup besar dan lengkap sepanjang tol Jakarta ke Cileunyi.

Saat tiba di Pintu tol Padalarang, kami menukarkan tiket tol yang didapat di pintu tol Cikunir dengan tiket tol baru. Hanya tukar saja, tanpa melakukan pembayaran. Fungsinya untuk apa ya…?? Ah, pusing amat… tuker aja, gak usah dipikir, gitu aja repot…

Kami tiba di pintu tol Cileunyi sekitar pukul 24.00 WIB. Kecuali saya dan sepupu istri yang menyetir, lainnya sudah lelap dalam mimpi indah. Tetapi istri terbangun ketika kami memasuki antrian pembayaran tol. Uang sejumlah Rp.46.500,00 (kalau tidak salah ingat) segera berpindah ke tangan penjaga tol.

Keluar pintu tol, ada persimpangan, ke kiri ke arah Cileunyi, lurus ke arah Sumedang, dan ke kanan (tapi harus maju dulu dan puter balik) mengarah ke Jawa Tengah, Tasik, Garut, Ciamis dan sekitarnya. Nah, jalan ini yang kami lalui. Tampak jejeran pedagang tahu sumedang di sepanjang tepi jalan simpang empat tersebut. Kami pun memasuki wilayah Rancaekek (kecamatan kali ya? Ntar Tanya Dede Yusuf dulu ah…). Karena sudah lewat tengah malam, perjalanan kami tidak mengalami banyak hambatan kemacetan. Angkot-angkot yang biasanya menjadi penyebab macet, saat ini sedang tidur nyenyak. Lumayan, mobil bisa agak sedikit lebih dipacu. Jalan yang lumayan lebar (masing-masing dua jalur dengan pembatas tengah) membuat perjalanan menjadi nyaman. Tetapi mendekati Nagrek, batas tengah menghilang, dan mulailah jalan yang naik turun gak karuan.

Di jalan cagak (simpang Nagrek), beberapa kilometer setelah perlintasan Kereta Api, kami mengambil arah ke kiri bawah (arah Malangbong, Rajapolah, Ciawi, Ciamis) dan bukan ke kanan agak naik (arah Garut). Untuk menuju Ciamis, jalur ke Garut adalah jalur yang memutar. Oh iya, setelah perlintasan KA, di kiri kanan jalan, berjejer kios-kios pedagang oleh-oleh, seperti buah-buahan, ubi cilembu, dan lain. Lumayan ramai dan lumayan asyik untuk sedikit meluruskan kaki dan punggung.

Perjalanan antara Nagrek ke Ciamis kami tempuh dalam suasana yang gelap dan agak gerimis. Sebenarnya lalu lintas tidak terlalu ramai, tetapi kami harus menjumpai beberapa titik antrian (kadang berhenti). Penyebabnya ternyata karena banyak jalur jalan mendaki dan berkelak kelok, sementara banyak truk bermuatan berat yang melintas. Ketika mereka berpapasan di kelokan jalan menanjak, salah satu terpaksa harus berhenti (mengerem, red). Akibatnya, terjadilah antrian yang terkadang agak panjang.

Kami tiba di Sindangkasih, Cikoneng, Kabupaten Ciamis, tepat pukul 02.00 WIB, dinihari. Sayang sekali, baterai kamera habis, jadi tidak ada gambar yang tersajikan kali ini. Rumah Uwa Soleh menjadi tempat kami menginap di hari pertama ini. Hujan masih menetes turun dari angkasa, menyambut kehadiran kami di salah satu tempat persinggahan dalam perjalanan ke tanah pasundan kali ini. Ciamis, kami datang…!!!!

Wass.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

numpang info

Pengunjung


ip address
counter

Total Tayangan Halaman

Info untuk tambah-tambah uang receh (bagi yang berminat...)

prepare for mudik

prepare for mudik