Selasa, 16 November 2010

Qurban nyook...

Hari ini, Rabu, 17 Nopember 2010, kami merayakan Idul Adha. Pagi-pagi, kami mempersiapkan diri untuk Shalat Ied di masjid komplek. Tepat pukul 06.20 WIB, bersama anak saya, berdua kami berangkat ke masjid untuk menunaikan ibadah Shalat Ied. Dari pengumuman yang kami dengar, masjid kami berhasil mengumpulkan 8 sapi dan 27 kambing yang akan dikurbankan dan disumbangkan ke para fakir miskin. Alhamdulillah... (meskipun tahun ini kami tidak melaksanakan kurban di sini..).

Sekitar pukul 09.00 WIB, kami kembali ke masjid untuk menyaksikan pemotongan dan pembagian daging kurban kepada yang berhak menerimanya. Suasananya sangat meriah. Banyak orang yang terlibat di sana, mulai dari pemotong, petugas yang menguliti, petugas yang mengeluarkan jeroan, lalu ada yang mengiris kecil-kecil untuk ditimbang dan dimasukkan ke plastik, serta membagikan ke orang yang berhak. Sementara anak-anak sibuk dengan permainan mereka di sisi lain dari halaman masjid. Pokoknya meriah deh... Asyik banget..

Kemudian saya bersama anak dan istri, menyempatkan naik motor berkeliling kampung di sekitar komplek untuk menikmati suasana hari raya di sana. Suasana tidak kalah ramai. Banyak juga lho, yang membagikan daging kurban di sana. Tampak juga beberapa orang yang sedang mencuci daging kurban yang mereka dapatkan di airan air pada sebuah sungai kecil. Alhamdulillah, meskipun warga miskinnya juga tidak berkurang, tetapi yang berkurbanpun tidak sedikit... Bersyukurlah bagi kita yang sudah mampu berkurban.

Sayang, kamera kami dipinjam saudara kami yang sedang membantu membagikan hewan kurban ke sebuah desa miskin, sehingga kami tidak bisa berpoto ria, mendokumentasikan perjalanan kami kali ini. Tetapi tidak apa-apa. Paling tidak kami bisa menceritakan meriahnya hari raya kurban di sekitar rumah kami.

Sekian dulu ya. Sampai ketemu di perjalanan elang berikutnya.

wassalam.


Minggu, 07 November 2010

TAMBAL BAN




Assalamualaikum.

Hari Minggu pagi ini cuaca sangat cerah. Kami manfaatkan hari yang sangat cerah ini untuk menikmati perjalanan keliling.

Pukul 05.40 WIB, kami melakukan perjalanan pagi ini dengan mengendarai motor Legenda tercinta. Diawali dengan mengisi bensin di SPBU Leuwinanggung, kami memulai perjalanan.

Setelah menyusuri Jl. Leuwinanggung, Cimanggis, kami menapaki Jl Trans Cibubur menuju Cibubur Junction. Jalan yang sangat lengang membuat perjalanan ini terasa nyaman dan menyenangkan.

Rute yang kami lalui setelah itu adalah Jl. Jambore, Jl. Lapangan Tembak, Jl Kelapadua Wetan, Jl. Binamarga, Jl Ceger Raya, Jl Gempol, menyusuri pinggir JORR, Taman Mini, Pinang Ranti, Jl Kerja Bakti, Jl Squadron, dan Cililitan Besar.

Ternyata, Taman Mini, kalau Hari Minggu pagi seperti ini, sangat ramai lho..! Banyak orang berolahraga pagi di sana, dan dengar-dengar, ada pasar kagetnya juga. Wah..asyik juga... Karena pagi ini niat kami hanya menyusuri jalan saja, kami akan ke sana lain waktu.

Kemudian kami menyusuri Jl Raya Bogor untuk kembali ke Cimanggis. Nah, setelah Hek, atau pertigaan Jl Raya Bogor dengan Jl Pondok Gede Raya (jalan yang menuju Taman Mini), saya mulai merasakan keanehan pada motor kami. “Kok agak goyang ya?”pikirku. Ternyata benar, tak lama menjelang fly over Cijantung, ternyata ban Legenda ini sudah kempis. Jadilah kami jalan pagi menyusuri fly over itu sampai di depan Mall Cijantung. Di sana kami mendapati tempat tambal ban yang sudah buka, dan menjadi TKP kami.

(TKP = Tempat Kami Poto-poto, red)

Setelah beberapa saat di TKP, kami lanjutkan menyusuri Jl Raya Bogor, lalu membelok ke Pekapuran Cimanggis, dan… home sweet home.. Lalu kami menikmati sarapan soto di dekat rumah, tepat pukul 08.55 WIB.

Berakhirlah perjalanan kami pagi ini. Sekarang… istirahat dulu ah.. setelah lelah mendorong motor…

Sampai jumpa di perjalanan berikutnya.

Wassalam.

Jumat, 29 Oktober 2010

Artikel Tentang Burung Elang

Assalamualaikum

Ketika ada kawan yang mencari artikel tentang elang, tiba-tiba ia "nyangkut" di blog ini. Padahal elang di blog ini adalah call sign saya, dan tema blog ini adalah berjalan-jalan, bukan tentang burung elang.

Jika ada yang kecewa karena nyasar ke blog ini, saya mohon maaf. Tetapi selain memohon maaf, saya juga tidak ingin membuat kecewa lanjutan. Untuk itu, mulai hari ini, saya menyiapkan halaman baru yang isinya adalah beberapa artikel tentang burung elang, yang tentu saja tidak saya tulis sendiri, tetapi saya salin dari tempat lain.

Mudah-mudahan dapat mengobati kekecewaan para pengunjung yang nyasar... Terima kasih.

Silakan kunjungi halaman ini.

Oh iya, setelah saya berselancar di mesin pencari, ada satu tulisan yang menarik mengenai beberapa spesies elang di muka bumi ini. Daripada saya copy paste, lebih baik saya arahkan langsung ke situs yang memuat tulisan tersebut. Monggo di klik situs berikut ; http://synaps.wordpress.com/2007/02/22/elang-dan-beberapa-spesiesnya-di-dunia/.

Semoga bermanfaat dan menambah kegairahan melakukan perjalanan mengejar dan mempelajari, sekaligus melindungi elang-elang tersebut

Wassalam

Elang

Selasa, 26 Oktober 2010

Terjebak Banjir di Warung Buncit (Senin, 25 Oktober 2010)



Tadi sore, seperti biasa, aku pulang dari kantor sekitar pukul 17.15 WIB. Seperti kondisi setiap sore dalam beberapa minggu terakhir yang selalu diguyur hujan, begitu juga sore ini.

Rute perjalanan normal mulai aku tempuh. Dari bilangan Gatot Subroto Jaksel, motorku melaju menuju Mampang, lalu Warung Buncit, dan biasanya menuju Pejaten, Tanjung Barat, Lenteng Agung, Depok, dan Cimanggis. Waktu tempuh normal antara 2 sampai 2,5 jam. Tetapi sore ini, peristiwa yang tidak biasa telah terjadi.

Kemacetan panjang sudah mengular sejak dari perempatan Mampang. Ketika menyaksikan kemacetan yang luar biasa ini, aku mencoba mengalihkan rute melalui RS Siaga. Tetapi apa boleh buat, beberapa pemuda meminta aku berbalik karena di depan, banjir setinggi pinggang orang dewasa sudah menghadang. Kemudian aku mencoba ke arah Kalibata. Tetapi kemacetan panjang juga terjadi sehingga kuputuskan kembali menempuh rute normal, yaitu melalui Warung Buncit.

Itulah awal dari masalah sore ini. Ternyata di rute ini, aku juga dihadang banjir yang sulit ditembus oleh motor Legenda tercintaku. Tepat dihadapanku, di putaran (U turn) Warung Jati Barat, tidak jauh dari pertigaan yang memisahkan Warung Jati Barat dan Timur (PapaRons), ada jalan cekungan dengan kali kecil di bawahnya (aku tidak tahu nama kalinya apa..) yang mengalirkan air dengan luar biasa deras, dengan ketinggian air mencapai lutut orang dewasa. Beberapa motor yang masih baru dengan knalpot yang lumayan agak tinggi berusaha menembusnya. Hasilnya, sekitar 70:30 untuk kemenangan motor mogok..

Menyaksikan kegagalan mereka, tentu saja nyaliku menciut. Aku tak ingin mengorbankan Legendaku begitu saja tanpa alasan yang jelas. Akhirnya kucoba menantikan banjir surut di tengah guyuran hujan yang tiada mereda. Kumulai menanti sejak pukul 18.05.

Ketika adzan Sholat Isya berkumandang, hujan tetap turun dengan lebat, dan ketinggian banjir tidak menyusut. Akhirnya kutinggalkan sementara Legendaku dan kumasuki sebuah warteg untuk makan malam. Dalam kondisi mental yang stress seperti ini, makan adalah sebuah kewajiban dan kebutuhan, untuk menjaga kondisi tubuh tetap fit, walaupun perut tidak menunjukkan gejala lapar.

Selesai makan seporsi nasi dengan ayam goreng, tahu, sayur touge, dan segelas the manis panas, kupantau lagi ketinggian air yang ternyata malah bertambah tinggi. Terlihat dari posisi ban motorku yang sudah mulai tenggelam. Oh iya, motorku berada di barisan terdepan dari kemacetan panjang yang kuyakin ekornya sudah melampaui perempatan Mampang. Tepat di depanku adalah genangan air yang semakin lama semakin dalam, dengan sungai kecil di samping kiriku, yang mengalirkan air dengan amat derasnya.

Pukul 20.55, air bertambah tinggi, karena banku semakin terbanam oleh air. Akhirnya dengan pertimabangan air yang semakin tinggi, hujan yang tidak mereda, tubuh yang semakin lelah, dan tidak mungkin berputar arah, kuputuskan untuk menerobos genangan tersebut. Karena aku yakin bahwa semua yang menjadi pertimbanganku itu merupakan petunjuk dari Allah, aku pun memulai langkah itu dengan permohonan yang sungguh-sungguh kepada Allah, agar aku dimudahkan untuk langkah yang akan kuambil ini.

Kuambil selembar plastik, lalu kusumpalkan ke mulut knalpotku. Kusumpal serapat mungkin, agar air tidak memasuki ruang knalpotku. Dengan membaca bismillahirohmanirrahim berulang kali, kudorong motor Legenda tercintaku itu ke dalam air, tanpa menyalakan mesin. Bergetar hati ini ketika memasuki genangan yang kedalamannya setinggi paha. Kasihan sekali motorku, keluhku.. tapi sambil mendorong, terus kubaca doa agar aku diberi kemudahan.

Akhirnya, sampailah aku di ujung dari genangan. Lalu kupinggirkan motorku ke tempat yang agak lega. Dengan sedikit berdebar-debar, dan dengan memanjatkan doa, kucoba untuk menyalakan motorku. Sekali gagal. Dua kali gagal. Kutarik nafas dalam-dalam. Pada percobaan ketiga, motorku menyala dengan bersemangat. Subhanallah…!!

Lalu kulanjutkan perjalanan, tetap dengan iringan doa kepada Sang Maha Kuasa. Perjalanan berikutnya ternyata lancar, meskipun hujan tetap mengguyur dengan deras.

Akhirnya dengan iringan hujan deras, kemasuki pagar rumahku tepat pukul 22.10 WIB. Alhamdulillah… Istriku menyambut di pintu, menyejukkan hatiku yang sempat merasa tidak karuan. Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah atas pertolongan dan perlindunganNYA, kuakhiri perjalananku yang mendebarkan dan melelahkan malam hari ini.

Demikian, dan sampai jumpa di perjalanan berikutnya.

Wassalam

Selasa, 19 Oktober 2010

Download Ebook Gratis

Assalamualaikum wr wb

Para pengunjung yang saya hormati, mulai hari ini, saya menyediakan tempat untuk mengunduh ebook yang mudah-mudahan bermanfaat. Ebooknya saya usahakan yang terkait dengan tema blog ini, dan gratis tentunya..!! kalau ada yang menginginkan jenis buku yang lain, silakan tulis di kolom komentar. Selamat memilih dan mengunduh. Silakan klik.

Oh iya, untuk ebook berbentuk LIT dan DJVU, silakan download software pembacanya di sini:
LIT
DJVU


Wassalam

Minggu, 26 September 2010

Sarapan dengan Soto Mie Bogor




Sabtu pagi, 25 September 2010, selepas Shalat Subuh, hujan masih mengguyur dengan deras. Saya merencanakan mengajak anak istri naik motor, menikmati udara segar pagi hari yang berkabut di komplek kami, sambil mencari sarapan. Tetapi hujan deras ini membuat rencana terancam batal.

Pukul 06.00 WIB, cuaca mulai agak bersahabat. Anak saya yang sudah bangun setengah jam sebelumnya, mulai harap-harap cemas. Dan pukul 06.30 WIB, dengan cuaca sudah cerah, saya mengeluarkan motor, dan….bremmmm, kami berangkat…!

Udara suangaat suegerrrr… Sulit digambarkan dengan kata-kata… Pokoknya…suegerr tenan…! Kami naik motor sambil menghirup udara yang benar-benar nikmat untuk dihirup paru-paru ini… Subhanallah…!

Kami mampir ke rumah adik saya untuk memastikan pipa PAMnya sudah terpasang sempurna, dan setelah itu… lanjut…!

Kami berkeliling menjelajahi tempat sarapan yang belum pernah kami singgahi. (btw, naik motor bertiga tidak boleh ya? Maapin ya pak polisi, sekali-sekali aja kok…). Akhirnya di pojok sebuah jalan, kami melihat ada tenda bertuliskan Soto Mie Bogor. Kesepakatan terjadi di antara kami bertiga. Tanpa basa basi, kuparkirkan motor di samping warung tenda itu, dan kami pesan soto mie tanpa nasi.

Wuih, ternyata enak juga lho..! Rasanya mantab, bumbu-bumbunya pas di lidah kami.. Maknyusss…! Lalu, saat kami selesai, cukup Rp 18.000 saja untuk tiga porsi, yang harus kami bayarkan. Wah, kenyang dan murah deh… Akhirnya, kami lanjutkan kembali perjalanan ke perhentian berikutnya, pasar sayur. Tetapi kali ini dengan perut yang sudah terisi dengan mie, kol, daging sapi, tomat, bawang goreng, dan risol yang…maknyusss..!

Sampai ketemu di perjalanan berikutnya.

Wass.
Elang.

Kamis, 16 September 2010

Taman Buah Mekarsari



Jonggol, 13 September 2010

Mengisi liburan hari raya kali ini, saya membawa keluarga berjalan-jalan ke salah satu tempat rekreasi. Pilihan kami kali ini adalah Taman Buah Mekarsari (TBM), yang terletak di Jonggol, sebelah timur Cibubur. Kami menggunakan mobil pribadi, meskipun sebenarnya angkutan umum ke sana relatif mudah, karena lokasinya tidak terlalu jauh dari terminal Cileungsi. Untuk menuju terminal Cileungsi, banyak sekali bis besar dan kecil dari berbagai penjuru Jakarta dan bahkan Bogor yang trayeknya ke sana. Dari Terminal Cileungsi, naik angkot biru ke arah Jonggol.

Kami berangkat dari rumah tepat pukul 7.30 pagi. Setelah menyusuri tol dalam kota, kemudian tol Jagorawi, lalu keluar di Cibubur. Jalan Trans Yogi Cibubur lumayan sepi pagi itu, sehingga pukul 8.40, kami sudah tiba di lokasi Taman Buah Mekarsari.

Di gerbang masuk (gerbang paling timur), kami membayar tiket. Untuk mobil, kami membayar uang tiket Rp.10.000, dan tiket per orang (usia di atas 1 tahun) Rp.20.000.. Setelah memarkir mobil di lahan parkir yang tersedia, kami melangkah menuju area utama di Taman Buah Mekarsari. Karena baru pertama kali kami ke TMB, tujuan pertama kami adalah pusat informasi. Di sana kami memperoleh informasi bahwa kami bisa menikmati suasana TMB dengan beberapa pilihan cara dan moda transportasi..

Pilihan pertama jalan kaki, dan ini adalah pilihan yg murah, tapi dengan konsekuensi fisik dalam kondisi yang fit. Tapi bisa saja sih dengan jalan kaki, sampai di plasa air mancur, tempat kita bisa berekreasi dan berfoto-foto. Di sepanjang jalan itu, ada lokasi taman bermain anak-anak.

Alternatif lainnya adalah naik bis atau kereta. Ada dua pilihan yang ditawarkan kepada kami. Pertama, tiket regular Rp.10.000 per orang, tapi hanya sampai danau dan tidak berhenti di beberapa lokasi kebun buah. Kedua, tiket Green Land Tour dengan harga Rp.50.000 per orang. Tiket ini mencakup berhenti di tiga kebun wisata buah (saat itu, kebun melon, kebun salak, dan kebun belimbing), lalu ke lokasi wisata air di danau, plus 5 tiket yang bisa ditukarkan dengan juice buah, 2 jenis buah (kami dapat salak dan belimbing), souvenir, dan bibit buah.

Kami memilih membeli tiket Green Land Tour. Setelah membayar, kami mendapat selembar stiker berwarna hijau yang harus kami tempel di baju sebagai bukti kami telah membeli tiket tour tersebut. Setelah menunggu beberapa saat, keluarga kami dipanggil dan dipersilakan menaiki bis kereta yang telah disediakan untuk kami.

Informasi awal yang kami peroleh, di tiap perhentian, kami tidak harus menggunakan bis/kereta yang sama. Kami boleh naik kereta mana saja yang standby di sana, sehingga kami tidak perlu terburu-buru meninggalkan lokasi kebun yang kami datangi.

Pertama kami tiba di kebun melon. Kami menukarkan tiket kami dengan juice buah dan menikmati kebun melon yang kebetulan buahnya yang berwarna kuning bergelantungan di pohon-pohon yang ditanam di pot-pot tersebut. Kemudian kami berhenti di kebun salak, dan tiketnya kami tukarkan dengan sekeranjang kecil salak. Lalu pemberhentian selanjutnya adalah kebun belimbing dan kami menukarkan tiket dengan sebuah belimbing. Kami melewati beberapa kebun beberapa jenis buah yang kebetulan belum berbuah seperti sirsak, durian, mangga, dan rambutan. Eh… ternyata di sana ada juga penangkaran rusa tutul, jenis rusa yang sama dengan yang ada di Istana Kepresidenan di Bogor.

Terakhir, kami berhenti di danau tempat wisata air. Rupanya anak kami betah di sana, sehingga tiba-tiba saja ia minta diantar BAB…! Kemudian kami naik perahu naga dengan tiket Rp.15.000 per orang. Ada juga donat apung Rp.20.000 per orang, lalu ada jetski, perahu tradisional dan lain-lain. Setelah lelah menikmati suasana ramai di danau itu, kami kembali ke titik awal dengan menumpang kereta bis lagi.

Di titik awal tersebut, kami menukar tiket souvenir di gedung souvenir di belakang ATM centre dan tiket bibit di kebun bibit di area penjualan bibit yang letaknya menuju tempat parkir dekat toilet. Asyik….kami dapat bibit jambu merah dan jeruk limau, gratis. Kami memilih bibit itu dari beberapa jenis bibit yang disediakan di sana. Sementara, Souvenir yang kami dapatkan berupa stiker dan pin.

Ketika kami akan pulang, kami berpapasan dengan pengunjung yang baru datang. Wow…! Ternyata pengunjung yang datang setelah kami sangat banyak sekali. Antrian mereka di tiap loket mengular panjang sekali, sehingga kami bersyukur bahwa kami berangkat pagi-pagi sekali dan tidak merasakan antrian panjang yang sangat menyebalkan tersebut.

Pukul 12.30 WIB, kami pulang ke Jakarta dan berakhirlah perjalanan kami ke Taman Buah Mekarsari pada hari ini. Kami senang karena anak-anak kami tidak rewel, bahkan menikmati suasana, lalu karena kami datang pagi-pagi, belum ada antrian panjang yang menyebalkan, dan alhamdulillah, perjalanan pulang ke Jakarta pun lancar dan menyenangkan.

Demikian perjalanan kami. Sampai jumpa di perjalanan berikutnya.

Senin, 23 Agustus 2010

NGABUBURIT DI GUNUNG PUTRI, BOGOR





Bogor, 22 Agustus 2010

Mengasyikkan juga, mengajak anak dan istri ngabuburit. Kami berkeliling dengan menggunakan motor tuaku, menikmati keramaian sore di salah satu tempat di Gunung Putri, Bogor. Banyak sekali orang yang keluar sore itu untuk menanti saatnya berbuka puasa, sekaligus mencari makanan untuk berbuka.

Kami, sesuai keinginan anak kami, mencari tukang martabak. Kami membeli beberapa bungkus martabak manis dan telor untuk menu berbuka puasa. Selain itu, kami membeli dua bungkus bakso kotak yang ternyata rasanya lumayan enak.

Ada hal menarik dalam perjalanan sore ini. Di salah satu sudut jalan, kami melihat ada orang yang sibuk berteriak di pinggir jalan dengan sebuah karton di depan dadanya sambil menunjuk sebuah meja penuh berisi makanan pembuka puasa. Ternyata ia mengundang pengendara motor dan pejalan kaki untuk mengambil makanan berbuka yang disediakan gratis olehnya atau oleh keluarganya. Luar biasa.

Terakhir, kami mampir di toko sandal untuk membeli sepasang sandal untuk anak kami. Sandal anak kami memang sudah saatnya diganti, karena sudah robek di beberapa tempat.

Kami memacu motor dengan perlahan, karena suasana yang memang sangat ramai dan lalu lintas lumayan tersendat. Tetapi, itulah perjalanan mengasyikkan kami sore ini. Ngabuburit di Gunung Putri, Kabupaten Bogor.

Sampai jumpa di perjalanan berikutnya.

Wassalam.

Sabtu, 01 Mei 2010

Desa Bojong Nangka




Ada yang sudah pernah mendengar nama desa tersebut? Bagi yang tinggal di daerah Gunung Putri Bogor, mungkin pernah mendengarnya. Ya, desa itu terletak di Kecamatan Gunung Putri kabupaten Bogor, tidak jauh dari Cikeas, daerah kediaman Presiden kita saat ini.

Kemarin, saya mengajak anak saya bermain di rumah seorang kerabat di sana. Rumahnya ada di Desa Bojong Nangka. Dari arah Cikeas, ke arah Karanggan, Gunung Putri. Di dekat sana ada sebuah perumahan, namanya Perumahan Antariksa, katanya dihuni oleh anggota TNI Angkatan Udara, lalu ada juga beberapa tower semacam rusun, yang katanya perumahan khusus anggota Paspampres. Tak jauh dari sana, ada kantor desa Bojong Nangka, dan rumah kerabat kami itu terletak tak jauh dari sana.

Lokasi rumah kerabat kami masuk ke dalam, agak jauh dari jalan raya. Kami memasuki wilayah kebun, yang sebagian besar adalah kebun bumbu dapur, atau empon-empon. Ada jahe, lengkuas, kunyit, sereh dan lain-lain. Daerah ini memang dikenal dengan kebun bumbu dapurnya.

Rumah kerabat kami dikelilingi pepohonan tinggi, sebagian besar pohon rambutan, yang sayangnya, belum musim berbuah. Ada pohon pisang kepok dan pisang ambon. Ada juga pohon singkong yang siap cabut. Suasana yang teduh sangat nyaman untuk dinikmati. Anak saya langsung berbaring di karpet yang digelar di teras rumah sambil memejam-mejamkan matanya, menikmati suasana yang nyaman itu.

Ketika saatnya harus kembali ke rumah, saya dan istri harus mengerahkan segenap kemampuan kami untuk membujuk anak kami yang betah, gak mau pulang. Suasana kampung yang nyaman memang selalu membuat anak kami betah.

Itulah perjalanan singkat kami ke Desa Bojong Nangka. Nantikan perjalananku berikutnya. Wassalam.

Minggu, 25 April 2010

Ke Kedung Halang, Bogor

Dulu saya sering main ke Bogor. Rute yang saya lalui ada dua, yaitu lewat tol jika naik mobil, atau lewat jalan raya Bogor. Kalau harus ke Kedung Halang atau ke Pemda di Cibinong, kami berputar cukup jauh jika lewat Bogor, dan kalau lewat jalan raya Bogor, hmm….banyak hambatan euy…
Nah, beberapa hari yang lalu, saya mengajak keluarga jalan-jalan. Tujuan kami, Cibinong, ke rumah seorang kawan lama istri. Mobil kami pacu lambat-lambat saja karena tidak ada yang membuat kami harus terburu-buru. Saya memutuskan lewat jalan tol, karena menurut beberapa kawan, tol Bogor Outer Ring Road sudah bisa dilalui. Biasa…nyoba barang baru….
Sesuai petunjuk, kami keluar lewat pintu Sentul Selatan. Setelah membayar, kami membelok ke kanan, melalui jembatan tol. Tidak jauh setelah jembatan, kami membayar lagi tol berikutnya. Tol yang menuju Kedung Halang.
Ternyata, sungguh mencengangkan…! Selama ini, Kedung Halang itu, kalau lewat Baranangsiang, lumayan jauh lho..! Ternyata, kami tiba di pintu keluar tol Kedung Halang dalam waktu yang sangat singkat. Wow..!
Setelah keluar dari tol, kami melalui perempatan. Ke kiri, ke jambu dua, Bogor, ke kanan ke Cibinong, dan lurus ke arah Darmaga. Kami akan ke Cibinong, tapi tidak bisa langsung ke kanan. Kami harus lurus dulu, dan berputar di atas underpass, tak jauh dari perempatan itu.
Itu dulu pengalaman mencoba tol baru. Sampai berjumpa di perjalanan berikutnya.
Wassalam.

Lost In Tasikmalaya

Anda orang asli Kota Tasikmalaya? Atau sudah sering ke kota Tasik? Berarti tulisan ini tidak ada gunanya untuk Anda. Tetapi, kalau sekedar untuk mengisi waktu luang, sah-sah saja kalau ingin membaca tulisan ini. Saya akan menceritakan pengalaman sewaktu melakukan penjelajahan di kota Tasikmalaya.

Kala itu, kami pergi ke Tasikmalaya menggunakan mobil pribadi. Ketika memasuki kota Tasik, kami mendapat panduan dari saudara yang kebetulan seperjalanan dengan kami, sehingga tidak ada kesulitan sama sekali. Tetapi hal yang berbeda terjadi saat kami harus meninggalkan Tasikmalaya tiga hari kemudian. Kami harus keluar dari kota ini tanpa panduan karena mendadak saudara kami itu tidak bisa jalan bersama kami.

Kami sempat menginap semalam di Desa Sindangkasih, yang terletak di perbatasan antara Ciamis dan Tasikmalaya. Hari berikutnya, kami menginap di sebuah hotel di Jalan Mustofa, kota Tasikmalaya. Hotel itu lumayan bagus, dan enaknya lagi, hotel itu menyatu dengan sebuah Mall, sehingga kami tidak kesulitan mencari makan. Ketika tiba saatnya meninggalkan Kota Tasikmalaya, kami putuskan tidak lagi melalui Malangbong, tetapi kami ingin melewati pinggiran Kota Garut.

Untunglah, meskipun tidak lagi bersama pemandu, saya sempat mengingat bahwa kalau akan mengarah ke Garut, saya harus menemukan Jl. Juanda, Jl Sutoyo, atau Jl Gub. Sewaka, untuk tiba di sebuah tugu (simpang lima) yang ada petunjuk arah ke Garut (lewat Jl AH Nasution/Empangsari, kalau tidak salah). Sementara kalau akan ke arah Ciamis, yang mudah adalah dengan menemukan Jl A. Yani (Pancasila) atau Jl M. Hatta.

Akhirnya, dengan try and error, nyoba-nyoba jalan, kami menemukan Jl Juanda. Susah amat sih? Kenapa gak nanya Polisi? Karena kami jalan masih pagi buanget, dan Om Polisi masih istirahat di pos masing-masing, jadi kasihan kalau harus diganggu. Dari arah hotel, kami mengarah ke dalam kota, lalu membelok ke kiri, terus mengikuti jalan tersebut (saya lupa nama jalannya), sampai mentok, dan membelok ke kanan ke Jalan KH Mutaqin. Ujung dari jalan tersebut adalah Jl, Juanda.

Yah, itulah kalau gak mau bertanya, sesat di Tasik. Tetapi, kalau menggunakan kendaraan umum, pasti tidak akan tersesat kok. Itu dulu pengalaman di Tasik. Tunggu pengalaman perjalanan lainnya. Wassalam.

Senin, 04 Januari 2010

Tahun Baru 2010

Saya mengucapkan Selamat Tahun Baru 2010. Semoga menjadi tahun yang lebih baik dari tahun sebelumnya.

Tetap semangat dan selamat menjelajah..!!

Wass

numpang info

Pengunjung


ip address
counter

Total Tayangan Halaman

Info untuk tambah-tambah uang receh (bagi yang berminat...)

prepare for mudik

prepare for mudik